Senin, 23 Maret 2015

Ekonomi Politik Internasional

Cerita 2

Pada cerita kedua ini sebenarnya berkaitan dengan cerita pertama. Dimana terdapat dua orang mantan tentara kerajaan Oman yang kalah perang dan kemudian melarikan diri ke Eropa dan mereka berdua dalam pelariannya belajar ke sekolah-sekolah di Eropa, mereka belajar tentang sains, filsafat, militer dan lain sebagainya. Hingga kemudian mereka bekerja di pertambangan emas di sebuah kerajaan –sebut saja –kerajaan Singa.
Kedua tentara Oman yang lari ke Eropa itu bernama Dani dan Dono, setelah 10 tahun Dani dan Dono bekerja di pertambangan emas milik kerajaan Singa dan kemudian terjadi pergantian kekuasaan dimana Raja Singa sebelumnya yang bernama Raja Dinosius digantikan oleh puteranya bernama Raja Albert.
Raja Albert kemudian menunjuk Dani dan Dono sebagai penasehatnya dalam masalah ekonomi, karena keduanya dinilai memiliki kemampuan manajerial yang baik. Setelah diangkat menjadi pensehat raja, Dani dan Dono meminta kepada raja agar mengirim orang atau intelijen ke kerajaan-kerajaan lain untuk melihat sumber daya alam yang menjadi prioritas setiap kerajaan. Tujuannya disebarnya intelijen ini adalah sebagai acuan kerjasama kerajaan Singa dalam memenuhi kebutuhan nasionalnya. Hal ini disebabkan karena hasil panen kerajaan Singa menurun disebabkan oleh cuaca yang tidak menguntungkan.

Setelah para intelijen kembali ke kerajaan, dengan membawa sejumlah laporan dari hasil pengamatan mereka terdapat kerajaan dengan perekonomian yang baik, disamping itu memiliki sumber daya alam yang melimpah, dan hasil panen yang melimpah pula. Setelah diselidiki ternyata kerajaan itu bernama kerajaan Surya yang dulu sebagai mitra dagang kerajaan Oman sebelum akhirnya hancur akibat perang.
Dani dan Dono kemudian meminta raja agar raja membuka perdagangan dengan kerajaan Surya. Raja kemudian memutuskan untuk menyetujui usulan Dani dan Dono karena kebutuhan rakyat akan bahan pangan semakin meningkat. Setelah itu, Dani melihat batangan emas milik kerajaan yang banyak dari hasil tambang emas milik kerajaan. Dan dari situlah Dani kemudian terfikir untuk membuat alat tukar dalam jual beli. Dani kemudian berbicara kepada Dono mengenai idenya tersebut, dan Dono pun langsung menerimanya dan mencari solusi untuk diomongkan ke Raja Albert. Sebelum diomongkan ke Raja Albert keduanya menyusun konsep mengenai alat tukar ini mulai dari proses pembuatannya sampai kemudian disebar luaskan ke rakyat untuk dijadikan alat tukar. Setelah konsepnya tersusun rapih, barulah keduanya berbicara kepada Raja Albert dan terjadi perdebatan yang alot antara Raja dengan kedua penasehatnya itu.
Tetapi berkat ide Dono yang meminta agar gambar Raja Albert tertera dalam mata uang yang akan dicetak nantinya. Dari situlah Raja Albert menyetujui usulan itu, satu hari kemudian Dani dan Dono membuat sendiri alat pencetak mata uang yang terbuat dari emas dan setelah selesai mata uang langsung dicetak yang berbentuk koin emas dengan gambar Raja Albert di tengahnya. Kemudian Raja menyuruh masyarakatnya untuk menukar hasil usahanya (baik itu padi, rempah-rempah, jagung dan lain-lain) dengan koin emas dan dijadikan sebagai alat tukar resmi kerajaan Singa.
Karena koin emas ini hanya dipakai sebagai alat tukar oleh kerajaan Singa saja, maka Dani dan Dono membuat ide agar tidak hanya masyarakat kerajaan singa yang memakai mata uang dari emas, melainkan emas dijadikan sebagai alat tukar perdagangan antar kerajaan. Atas restu Raja Albert, keduanya kemudian mendirikan Bank yang diberi nama “Bank DADO” (Dani dan Dono). Bank ini kemudian secara resmi mencetak uang kerajaan Singa. Dani dan Dono kemudian menyarankan Raja Albert untuk membuat peraturan dimana uang emas kerajaan Singa dijadikan sebagai alat tukar dalam perdagangan antar kerajaan. Tetapi usulan ini di tolak oleh raja, karena raja hanya ingin uang emas ini hanya dipakai oleh penduduknya sebagai alat tukar yang sah.
Dani dan Dono kemudian tidak kehabisan akal dan keduanya melakukan kunjungan ke kerajaan Surya dan langsung mengunjungi Raja Surya yang telah digantikan oleh anaknya Raja Surya yaitu Raja Sambas. Dani dan Dono kemudian membicarakan idenya untuk mengganti system jual beli menggunakan mata uang yang terbuat dari emas sebagai alat jual beli yang sah di kerajaan Surya. Raja Sambas kemudian tidak langsung menyetujuinya dan butuh waktu untuk memikirkannya. Raja Sambas kemudian meminta penasehat-penasehatnya akan usulan Dani dan Dono tersebut. Setelah berdebat dengan penasehat-penasehatnya raja kemudian memutuskan untuk menolak usulan tersebut dengan alasan bahwa simpanan emas miliki kerajaan tinggal sedikit akibat membiayai kebutuhan perang yang berlangsung 5 tahun sebelumnya, sehingga belum cukup untuk membuat emas-emas tersebut menjadi mata uang. Dani dan Dono tidak berhenti untuk meyakinkan Raja Sambas untuk menyetujui usulannya tersebut, dan akhirnya gagal juga.
Dani dan Dono tidak berhenti sampai disitu, Keduanya kemudian mencari kerajaan lain di Wilayah Asia dan menemukan sebuah kerajaan yang besar dengan luas wilayah kekuasaanya, dan tambang emasnya sangat melimpah, kerajaan ini disebut kerajaan Al-Azhar dengan Raja pertamanya bernama Raja Fahrul Azhari. Dani dan Dono kemudian memanfaatkan kelemahan yang dimiliki Raja Fahrul yaitu rakyat tidak terlalu mengenal Raja Fahrul Azhari karena beberapa hal. Pertama, Raja Fahrul orangnya malas untuk mengunjungi rakyatnya (blusukan), sehingga yang kenal hanya masyarakat yang tinggal dekat dengan Istana. Kedua, karena wilayah kekuasaannya yang luas menyebabkan rakyat tidak mengenal rajanya. Dengan dua kelemahan inilah Dani dan Dono berhasil menularkan idenya kepada Raja Fahrul untuk membuat mata uang yang bergambar Raja Fahrul sebagai alat tukar yang sah.
Karena mata uang jenis emas sebelumnya telah dipakai oleh kerajaan Singa, kemudian Dani dan Dono mengganti jenis mata uang yang akan digunakan oleh kerajaan Al-Azhar dan menggantinya dengan perunggu perbandingan 1 gram emas sama dengan  100 gram perunggu. Dan kerajaan kemudian mengirim emas untuk ditukarkan dengan mata uang perunggu seberat 10 kilo emas dan kemudian bisa dihitung dengan hasil 10 kilo emas = 1.000.000 perunggu.
Dani dan Dono kemudian pulang ke kerajaannya (kerajaan Singa) dan segera mencetak perunggu di Bank DADO, segera setelah dibuat di Bank DADO uang perunggu yang bergambar foto Raja Fahrul Azhari langsung dikirim ke kerajaan Al-Azhar. Karena ekspansi Raja Fahrul yang sangat luas ke daerah-daerah jajahan dan kemudian terkenal dengan daerah kekuasaannya yang luas, menjadikan kerajaan-kerajaan yang lain ingin bekerja sama dengan kerajaan Fahrul terutama kerjasama perdagangan. Kerjasama perdagangan itu akhirnya menggunakan perunggu yang bergambar Raja Fahrul sebagai alat tukar yang sah dalam perdagangan antar kerajaan. Dan akhirnya uang perunggu menjadi mata uang yang tidak hanya dipakai oleh kerajaan Al-Azhar melainkan juga oleh kerajaan-kerajaan yang lain.

Apa yang bisa kita pelajari dari cerita diatas?
Dari cerita diatas kita dapat mengambil pelajaran tentang. Pertama, ditemukannya alat tukar menukar yang sah yang diatur oleh pemerintah (kerajaan). Sebab sebelum ditemukannya alat tukar (mata uang), masyarakat menggunakan barter sebagai alat jual beli mereka. Dan system barter ini memiliki kekurangan seperti masalah pembagiannya yang tidak sebanding barang yang satu dengan barang yang lainnya. Misalnya satu karung beras ditukar dengan satu ekor Sapi atau Kerbau. Kedua, ditetapkannya standar emas yang kemudian menjadi acuan harga dan nilai tukar mata uang tiap Negara (kerajaan). Ketiga, adanya bank yang mencetak dan mengatur perputaran uang secara keseluruhan.  


Sekian…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar